woohyukbias

Just another WordPress.com site

It’s Me

Annyeong ^^… hahahahahhaha… aq gag nyangka bakalan bikin blog kek gini… ini sih semata-mata cuma buat numpahin semua kegilaanku terhadap Wookie dan Hyukjae oppa…. ahhh… namaku Asty, 90’s line… ehmmmm klo gag kenal nama asty pasti kenal kan namanya Cho Ah Zin (pairing Wookie di blog KyuNa) ??? klo tetep gag kenal ya sudahlah emang saya bukan artis kok… wkwkwkwkwkwk….

saya ini mah sebenernya emang bukan asli bias wookie oppa, tapi ya gitu.. setiap Wookie oppa deket sama cewe atau bahkan hanya sekedar poto ya saya tetep kesel #plakkkk….

saya ini istrinya Wookie di FF (ngayal), selingkuhannya Hyukjae oppa, mencintai Lee Sungjin (adiknya Sungmin oppa), selalu iri sama muka manekinnya Chullie oppa, mengagumi ketampanan Teuki dan Wonnie oppa, selalu terpesona sama muka cutenya Lee Sungmin oppa,  menyukai suara dan ketampanan Yesung dan Kyuhyun, mencintai mata seorang Lee donghae dan mulai terpikat oleh ketampanan shindonghee..wkwkwkwkwkwk

saya juga suka sama CN blue, 2PM, 2AM, Shinee, Mblaq, Beast, dll dah..saya juga bingung nyebutin satu2…hahahahahaha…

ya sudah lah ini hanya sebatas perkenalan abal-abal dari saya, dan saya mengakui kalau saya akan menjadi kurang waras kalo lagi ngomongin oppadeul,,wkwkwkwk…. klo mau jadi temen saya sms ajah ke 085695666017 itu cuma buat yang mao ajah ya… tapi klo emng misalkan saya gag bales mian banged dikarenakan saya ini seorang wanita kurir, ehhh salah wanita karir dengg..jadinya rada sibuk dari pagi ampe sore, paling punya waktu bebas ya cuma weekend ajah tapi itu saya habiskan untuk tidur, karena saya ini termasuk orang yang suka tidur / sleeping beauty (maksudnya klo lagi tidur cantik gitu *ditimpuk) wkwkwkwkw… anyyeong semua…chuchuchu >.<

She is Not My Sister (Oneshoot)

 

 

Author POV

 

“Annyeonghaseyo Eunhyuk~ah,” sapa wanita yang sedang ada di hadapan Eunhyuk sambil menyodorkan CD album 5JIB untuk ditandatangani.

Semua member yang ada di acara fansign menoleh ke arah suara itu berasal, Eunhyuk sendiri langsung mendongakkan kepalanya terkejut mendengar namanya dipanggil tanpa embel-embel “Oppa” di belakanganya oleh fansnya sendiri.

Eunhyuk terlihat mematung saat memandang wajah wanita itu tapi sedetik kemudian dia bisa menguasai dirinya dan langsung tersenyum ke arahnya. “Baiklah namamu siapa?” tanya Eunhyuk sambil tersenyum jahil ke arah wanita itu.

“Yak!!! Hyukie~ah jangan berpura-pura tak mengenalku.” Bisik Wanita itu yang hanya bisa di dengar oleh Eunhyuk seorang.

Eunhyuk yang mendengarnya hanya bisa menggelengkan kepalanya lalu menuliskan beberapa kalimat sebelum dia menandatangani CD tersebut. Dia mengembalikan CD yang telah ditandatangani kepada wanita itu.

“Kyaaa…Aigo….gomapta oppaa!!!” teriak wanita itu sambil menerima CD dari Eunhyuk.

Eunhyuk terkekeh sendiri saat wanita itu yang akhirnya memanggilnya dengan embel-embel “Oppa”. Ryeowook yang ada di sebelahnya terus menyenggol-nyenggol lengan Eunhyuk untuk meminta penjelasan.

“Hyung..kau mengenal wanita barusan?” tanya Ryeowook penasaran.

“Wanita yang hanya memanggil namaku saja?” Eunhyuk balas bertanya kepada Wookie.

“Ne.. wanita yang itu.”

“Ah … hanya sedikit.” Jawab Eunhyuk singkat.

Ryeowook  merasa kecewa karena mendengar jawaban singkat dari Hyungnya langsung mengalihkan pandangan ke arah fans yang sudah ada di hadapannya tanpa memperdulikan Eunhyuk yang sedang tersenyum karena berhasil membuat dongsaengnya penasaran.

Di sisi lain, wanita yang tadi menerima CD yang telah ditandatangani langsung keluar dari tempat acara fansign diselenggarakan dan membuka tempat CD itu. Ternyata ada terselip lipatan kertas, dia mengerutkan keningnya heran dan langsung membaca apa yang tertulis di kertas itu.

 

Hei … Kim Jinnie, kau memang keterlaluan!!! Sedang apa kau di acara fansignku.. memangnya kau ELF? HAH?? :P, dan cobalah bersikap sopan di depan semua fans dan memberku. Umurmu 2 tahun lebih kecil dari aku. Ahhhh dan tak ku sangka kau seorang JEWEL J … SARANGHAEYO KIM JINNIE!!!!

                Jinnie mendengus setelah membaca surat yang diberikan oleh Eunhyuk tadi, dan langsung mengetikkan beberapa kata di hanphonenya.

 

To : Eunhyuk Oppa

YAK!!!! Eunhyuk~ah…..sekali lagi kau bilang kalau aku JEWEL, aku tak akan segan-segan memberitahukan kepada seluruh fans IKAN TERI itu kalau kau sedang berpacaran dengan salah satu trainee…hahahahahaha

Jinnie menekan tombol send, padahal di dalam hatinya ada sedikit rasa bahagia saat Eunhyuk menulikan kata Saranghae Kim Jinnie di dalam surat tadi.

 

Author POV End

 

 

Eunhyuk POV

 

Aku merasakan handphoneku bergetar di kantong celanaku sebelah kanan, “Ah… ternyata hanya pesan,” ucapku pelan dan mengabaikan pesan tersebut karena sudah ada fans yang berdiri di hadapanku.

Akhirnya selesai juga acara Fansing ini, setelah kurang lebih 3 jam acara tersebut diselenggarakan, aku dan member yang lainnya langsung meninggalkan tempat dan kembali ke dorm.

Saat sampai di dorm aku langsung menuju ke dalam kamar dan membuka pesan yang tadi sempat ku abaikan saat acara fansign berlangsung.

 

From :  Jinnie Jung

YAK!!!! Eunhyuk~ah…..sekali lagi kau bilang kalau aku JEWEL, aku tak akan segan-segan memberitahukan kepada seluruh fans IKAN TERI itu kalau kau sedang berpacaran dengan salah satu trainee…hahahahahaha

Astaga apa-apaan ini, sepertinya Jinnie memang sudah tidak waras. Tadi dia mengejutkanku dengan datang ke acara fansign, berdiri di lineku, meneriaki namaku tanpa embel-embel “Oppa”, dan sekarang dia mengirimiku pesan seperti ini. Ahhh aku baru ingat sepertinya dia sudah membacar surat yang ku tulis untuknya tadi.

Tanpa berlama-lama aku langsung membalas pesan dari Jinnie.

To : Jinnie Jung

Mian Kim Jung Ri karena lama membalas pesan darimu, ahhh ani… aku hanya bercanda kok…aigooo masa kau tak tahu kalau aku sudah tak berhubungan dengan trainee itu? Gadis itu masih terlalu kecil untukku. Kkkkkk

 

Aku sebenarnya tidak berpacaran dengan trainee yang bersama Im Sora, aku hanya menganggapnya adik. Tapi Jinnie selalu bilang bahwa aku dan Sora berpacaran, dan memang sepertinya salahku juga yang tidak berusaha untuk memberitahukan Jinnie apa yang terjadi sebenarnya.

Kim Jinnie, ani… sebenarnya nama Koreanya adalah Kim Jung Ri tapi dia lebih memilih nama westernnya, itu karena dari kami kecil Eommanya yang berasal dari Australia selalu memanggilnya Jinnie. Umurnya hanya terpaut 2 tahun dariku tapi dia bersikeras tidak mau memanggilku Oppa, tapi lain halnya jika di depan orang tua kami berdua, dia selalu memanggilku Oppa dan bertingkah layaknya gadis baik, manja, dan tidak macam-macam. Padahal sifat aslinya sungguh sangat menyebalkan, tidak pernah mau memanggilku Oppa. Sampai akhirnya aku menjadi trainee dan dia tinggal di Aussie bersama Eommanya untuk melanjutkan pendidikannya, dan baru satu tahun yang lalu dia kembali ke Seoul.

Selama dia kembali ke Seoul tak henti-hentinya dia mengangguku, dan sepertinya hari ini pertama kalinya aku bertemu dengannya sejak kedatangannya ke Seoul. Kami memang sering telefon dan juga saling mengirim sms tapi dia belum pernah ku kenalkan kepada member yang lain, sebenarnya bukan tidak pernah hanya saja kalau aku mengajak dirinya untuk ke dormku dia tidak pernah mau, jadi ya dia tidak pernah secara langsung bertemu dengan semua member.

Handphoneku bergetar ternyata ada pesan WhatsApp dari Jinnie.

Jinnie Jung : LEE HYUK JAE!!!!!!!!!!

Eunhyuk SJ : Wae ??

Jinnie Jung : Hei jangan berpura-pura bodoh!!

Eunhyuk SJ : Kau sedang membicarakan apa sih??

Jinnie Jung : Aigooo… kepalaku sakit…

Eunhyuk SJ : YAK!!! Kepalamu sakit??? Sudah minum obat hah??

Jinnie Jung : Astaga Hyuk~ah,, ternyata kau hanya monyet yang bodoh.

Eunhyuk SJ : Hei Kim Jinnie yang cantik, aku mengkhawatirkanmu… ARA!!!

Jinnie Jung : ARA!!! Tapi kepalaku pusing karena kau!!

Eunhyuk SJ : Na ????

Jinnie Jung : Ne… kau bodoh!!! Sudah tahu kalau aku itu anti dengan nama Koreaku

Eunhyuk SJ : Ahh…sms yang tadi?? Kau tak boleh seperti itu .. itu nama pemberian Appamu, hormatilah..

Jinnie Jung : Baiklah kalau Tuan Lee sudah berceramah… kkkkk

Eunhyuk SJ : Kau ada dimana sekarang ??

Jinnie Jung : Ehmm… Aku masih di toko buku yang ada di samping mall tadi.

Eunhyuk SJ : Kau belum pulang ?

Jinnie Jung : Aigooo… Eunhyuk~ahh aku kan sudah bilang kalau aku masih di toko buku.

Eunhyuk SJ : Iya aku tahu, aku mau menjemputmu makanya aku bertanya lagi.

Jinnie Jung : Mwo??? Menjemputku?? Ahhhh baiklah nanti sekalian kita makan malam okeh J

Eunhyuk SJ : Cih… sapa yang mengajakmu makan ? aku hanya menawarkan diri untuk menjemputmu.

Jinnie Jung : Kya!!! Jangan begitu dong Hyuk oppa sayang!!

Eunhyuk SJ : ARA!!!! Dan berhenti memanggilku sayang, itu terdengar mengerikan.

Jinnie Jung : Arasseoyo!!! Palli…aku sudah kelaparan.

Eunhyuk SJ : Aigoo aku baru akan berangkat dari dorm, tunggulah sebentar.

Jinnie Jung : Ne…

 

Aku langsung mengganti pakaian santai dan memakai topi plus scraft untuk penyamaran. Aku keluar dari kamar dan mengambil kunci mobilku.

“Mau kemana Hyuk~ah,” ternyata ada Yesung hyung yang sedang memonton tv sambil mengelus-elus kkoming di pangkuannya.

“Aku mau bertemu temanku sebentar Hyung, nanti kalau masih sempat aku akan membawa dia kesini.” Jawabku sambil meminta izin.

“Kim Jinnie ? teman kecilmu yang baru saja kembali ke Seoul ?”

“Kau tahu namanya dari mana Hyung ?” aku kaget Yesung Hyung mengetahui nama Jinnie.

“Dari siapa lagi kalau bukan dari Soulmatemu.”

“Ahh… dari Donghae ? okelah… aku pergi dulu, Hyung .” pamitku pada Yesung Hyung yang diikuti anggukan kepalanya.

Aku harus membuat alasan untuk memaksa Jinnie mau datang ke dorm, kebetulan Manager Hyung sedang pergi ke kantor SM. Masalahnya kalau bukan malam ini kapan lagi, tahu sendirikan kalau kami semua dilarang untuk membawa wanita ke dalam dorm kecuali keluarga sendiri.

Jinnie terlihat sedang berdiri di pinggir jalan, “Kasihan Jinnie,” batinku. Kuhentikan mobil tepat di depannya dan kuturunkan separuh kaca jendela mobil.

“Naiklah,” perintahku dan Jinnie langsung masuk ke dalam mobilku.

“Aigoo… kau lama sekali, kakiku hampir mau patah.” Gerutu Jinnie sambil memukulmukul kakinya itu.

“Aish… kau berlebihan,” ucapku sambil menoleh ke arahnya, dia tersenyum dan sialnya dia mengeluarkan senyuman yang sangat aku, senyum dimana dia membentuk matanya seperti bukan sabit (?). Yeah… puppy eyes andalan Jinnie.

“Kita mau makan dimana, Hyuk~ah ?” tanyanya tanpa menoleh ke arahku.

“Di Dorm,” jawabku singkat

“Baiklah,” ucapnya tanpa sadar. Aku tahu saat ini dia tidak benar-benar mencerna kata-kataku, karena dari pertama masuk ke mobil pandangannya terus tertuju pada handphonenya.

“MWO????? DORM?? Dorm siapa hah??” nah kan sudah kuduga dia akan terkejut.

“Dorm Super Junior lantai 11,” jawabku singkat.

“Ck… kenapa harus di dorm sih? aku belum siap bertemu dengan member Super Junior yang lainnya,” ucapnya panjang lebar.

“Yang benar saja kalau kau mengatakan belum siap, bahkan tadi kau membuat kehebohan di acara fansign dan dongsaengku bertanya-tanya tentang dirimu. Kau tidak menyadari ada member lain?”

“Tidak,” jawabnya polos.

“Aigoo… Jinnie~ah… masa kau tidak sadar kalau tadi ada Ryeowook, Sungmin hyung dan Yesung hyung hah?” aku hampir tidak percaya dengan jawabannya.

“Bukannya aku tidak sadar, hanya saja aku terus memperhatikan caramu tersenyum sambil memberikan tanda tangan untuk fans-mu itu.”

“Apa? Memperhatikanku?” tanyaku terkejut.

“Ahh… ani… bukan begitu maksudku, Ck. YAK!!! LEE HYUKJAE jangan terus menggodaku.”

Aku terkekeh mendengar ada kegugupan dari suaranya, Ck, kenapa dia harus gugup. “Baiklah,” ucapku akhirnya dan terus memfokuskan mataku pada jalanan di depan.

 

At Building Super Junior Dorm

 

“Ck, aku terlihat berantakan Hyukjae,” ucapnya sambil terus merapikan rambutnya.

“Berhentilah berkata seperti itu, memangnya kau mau kemana? Kau hanya datang ke dorm Super Junior, bukan pesta pernikahan. Kau hanya akan bertemu teman-temanku, bukan bertemu dengan presiden atau penjabat.” Aku mengatakan itu bukan bermaksud apa-apa, aku mau dia berhenti berkata kalau dirinya berantakan, berantakan apanya dia terlihat cantik dengan kaos putih, celana jins, sepatu kets putih dan cardigan pink kesayangannya. Apa yang salah dengan penampilannya? Rambutnya diikat sembarangan dan itu terlihat cantik di mataku, karena Jinnie itu cantik dengan caranya sendiri.

“Okay, I just…” Dia menghentikan kata-katanya ketika Teuki hyung mengampiri mobilku, dia mengetuk-ketuk kaca jendela. Aku menruunkannya perlahan, dan bisa kulihat raut muka Jinnie berubah.

“Tenang saja, Teuki hyung tidak akan mempermasalahkan ini.” Jawabku sambil mengacak-acak rambutnya.

“Hyuk~ah, sedang apa kau di sini ?” tanya Teuki hyung padaku, namu sepertinya dia menyadari ada seseorang di dalam mobil.

“Anyeonghaseyo Jinnie~shi,” sapanya pada Jinnie. Jinnie yang sedari tadi hanya menunduk langsung mengangkat kepalanya.

“Ne.. Annyeonghaseyo Oppa.” Jinnie membalas sapaan Teuki Hyung dengan sangat sopan sekali.

“YAK!!!! Jangan berlagak seperti itu, kau terlihat seperti sedang menggodanya.”Ucapku marah

PLETAK!!!!!!!!!!!!

“Hei Hyukjae, apanya yang menggoda hah? Teuki oppa adalah Hyungmu dan aku menghormati dia.” Jinjja, Jinnie memukul kepalaku sambul memarahiku di depan Teuki hyung, ini tidak bisa didiamkan.

“YA…Woahhhhh Jinnie!!! Kau keren!!!” puji Teuki hyung.

“Hyung!!!keren apanya hah?? Kau barusan melihatku dipermalukan oleh gadis ini, Yak!! Kim Jung Ri tunggu pem….” Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku tangan Jinnie sudah menempel di mulutku sambil membekapnya erat. Tanganku yang masih bebas langsung mencubit kedua pipinya.

“Yak!! Hyukjae.. APPO!!!!!” Jinnie berteriak sangat keras dan langsung mengusap-usap kedua pipinya.

“Salahmu sendiri mengapa kau membekap mulutku hah?” jawabku tak mau kalah.

“Itu juga karena salahmu!!! Kau menyebutkan nama itu lagi.”

Ahhh…aku baru ingat kalau tadi aku menyebutkan nama koreanya di depan Teuki hyung, dan yang membuatku tertawa geli Teuki hyung terbengong-bengong melihat adegan pertengkaran antara aku dan Jinnie.

“Sudah…sudah… ayo kita ke dorm, Jinnie tunggu…jangan turun dulu aku akan membukakan pintu untukmu.” Cih.. Teuki hyung sepertinya sedang mencoba merayu Jinnie.

“Gamsahamnida Oppa,” Ucap Jinnie saat Teuki hyung duah membukakan pintu untuknya.

Aku yang tidak terima langsung membuka pintu dan berlari ke arah Jinnie, “Come on Jinnie, jangan mau di dekati oleh ahjussi seperti Teuki hyung.” Ucapku sambil menarik tangan Jinnie untuk menjauh dari Teuki hyung.

“YAK!!! LEE HYUKJAE!!!” teriak Teuki hyung, aku berlari sambil menarik tangan Jinnie menuju lift. Kalau tidak buru-buru bisa habis diriku oleh Teuki hyung.

Aku menekan angka 11 dengan tangan sebelah kananku karena tangan kiriku masih saja menggenggam tangan Jinnie, aku sengaja melakukannya. Dan di luar perkiraanku ternyata Jinnie tidak mau melepaskannya sampai saat di depan pintu dorm dia menarik pelan tangganya.

“Cepat tekan angka-angkanya, aku sudah terlalu lapar,” Ucapnya tanpa melihat ke arah mataku.

Aku memasukkan beberapa kombinasi angka sampai terdengar bunyi “PIP” dan pintu dorm pun terbuka, aku berbalik untuk menutup pintu sampai ada satu suara yang mengejutkanku.

“Kim Jinnie~shi selamat datang!!!!!” sambut Yesung hyung dengan semangat.

“Ah.. ye.. kamsahamnida Oppa,” ku lihat Jinnie tersenyum sambil membungkukkan badan.

“Ayoo..ayo.. palli.. masuklah,” rengek Yesung hyung. Aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah laku Hyungku sendiri,

Saat aku mulai melangkahkan kaki, tiba-tiba Jinnie menarik bajuku. “Yak!!! Jangan tarik-tarik, nanti bajuku bisa rusak,”omelku pada Jinnie.

“Ih,,,, berarti bajumu itu murahan, masa aku tarik saja bisa sampai rusak?”

“Aigoya Kim Jinnie…kalau sampai ELF yang memberikanku baju ini mendengarnya, jangan salahkan aku kalau kau akan dipanggang sampai gosong,” Ku lihat Jinnie bergidik ngeri saat mendengar perkataanku.

“Ya Tuhan… ampunilah dosa para ELF itu,” ucap Jinnie reflek. Aku membelalakkan mataku sambil menatapnya.

“Ne..ne.. mian.. Ahhh aku mau tanya kenapa semua Oppadeul bisa mengenalku, padahal aku kan belum pernah bertemu langsung dengan mereka,” tanya Jinnie yang hampir seperti bisikan.

“Ah…. Atau jangan-jangan kau menceritakan tentangku kepada Oppadeul ya??? Hayooo… cerita tentang apa hah?? Hem…… kau bilang pada Oppadeul kalau kau menyukaiku kah?? Hahahahahaha” Jinnie tertawa geli saat menuduhku seperti itu.

“Ye!!!!! Anioo… apa yang harus aku suka darimu hah??? Kau itu mempunyai kepribadian ganda, kau tak pernah bersikap manis padaku.” Ucapku sambil menjulurkan lidah, kemudian mengacak-acak rambutnya pelan. Dia terlihat kesal saat aku mengacak-acak rambutnya, dan kuturunkan tanganku dari kepalanya namun beralih ke tangannya, ku genggam dan ku ajak dia masuk.

Di ruang TV sudah berkumpul Yesung hyung, Sungmin hyung, Wookie, Kyuhyun, dan Hae. Tunggu… itu Donghae? Kakinya masih sakit mengapa dia ke dorm ini ?

“Hae … kakimu masih sakit kan ? mengapa tidak di atas saja hah?” omelku pada Donghae.

Donghae membalikkan badan dan menatapku, “Ah.. Hyung .. kau sudah pulang?” tanyanya.

“Ne.. kau sudah makan ?”

“Belum Hyung, aku lapar sekali makanya aku turun ke lantai 11 untuk minta di buatkan makanan, di atas tidak ada orang, Teuki hyung menghilang entah kemana.” Jawab Donghae memelas.

“Wookie~ah, bisa kau buatkan makanan untuk Donghae?” ucapku pada Wookie yang sedang berbicara pada Sungmin hyung.

“Tenang saja Hyung, aku sudah membuatkan banyak makanan. Soalnya tadi Yesung hyung bilang kalau ada temanmu yang mau berkunjung.”

“Jinjja?? Woahhh Yesung hyung!!! Kau hebat..sekarang pekerjaanmu berubah dari penyanyi menjadi tukang gossip.” Sindirku pada Yesung hyung. Orang yang disebut namanya hanya bisa tersenyum pasrah.

Ku lepaskan genggaman tanganku dari Jinnie, “Ini perkenalkan Kim Jinnie, dia sahabatku yang sudah ku anggap seperti adik.” Semua member mengangguk-anggukkan kepalanya dan serentah semuanya melihat ke  arah Jinne.

“Kau….. Orang yang tadi berteriak kan?” Wookie mengeluarkan pertanyaan yang tidak aku sangka.

Jinnie terlihat kaget namun akhirnya dia tersenyum, “Ne.. itu aku.. mian sudah membuat keributan di acara fansign tadi.”

“Ani… justru aku senang melihat fans yang berani sepertimu.” Ucap Wookie sambil tersenyum.

“Apa ? aku fansnya dia ?” Jinnie reflek langsung menunjuk ke arahku.

“Ne.. kau fansnya Eunhyuk hyung kan?”

“Aigooo… bukan… aku mana mungkin jadi fansnya ikan teri ini.” Woahhh…jawaban Jinnie sungguh sadis.

“YA!!!!!! Kim Jinnie KEREN!!!!!!” ucap Hae semangat.

“Ckckckckckck … Jinnie…rupanya kau sangat mudah beradaptasi ya?” aku mengatakannya penuh dengan penekanan.

“Hehehehe…mian Hyuk~ah,” Jinnie meminta maaf sambil mengetuk-ketukkan jarinya di punggungku.

“APA??? Aku tidak salah dengar kan? Jinnie memanggil namamu tanpa ada embel-embel Oppa?” Donghae terkejut mendengarnya.

“Sudahlah, dari kecil Jinnie memang tak pernah memanggilku Oppa.” Jawabku santai yang diikuti cengiran Jinnie.

“Benar-benar kau Kim Jinnie~shi, kita sama, hahahahahaha!!” kata Kyuhyun sambil tertawa.

“Iya sama, sama-sama kurang ajar,” Sungmin hyung yang dari tadi diam akhirnya angkat bicara.

“Ya!! Minnie~ya,,, aku kan selalu baik sama kamu.” Ucap Kyu manja.

“KYUHYUN~AH, SUNGMIN HYUNG!!! Hentikan!!!! Aku ngeri kalau melihat Kyumin moment.”  Donghae mengatakannya sambil bergidik ngeri.

Jinnie tertawa melihat tingkah autis para Hyung dan Dongsaengku, lega rasanya.. akhirnya aku bisa membawa Jinnie ke dorm. Entah mengapa aku ingin dia mengenal seluruh keluargaku, aku merasa ini adalah penebusan dosaku terhadap dirinya karena aku menginggalkan dia untuk mengikuti trainee. Dan dia kemudian pergi keluar negeri dengan alasan melanjutkan kuliahnya, aku yakin dia pergi ke luar negeri bukan karena alasan itu, Jinnie sudah ku anggap seperti adikku sendiri jadi aku bisa tahu apa yang sedang dia rasakan . Namun ketika ku tanya apa ini semua salahku, dia mengatakan tidak. Kadang aku merasa di balik semua keterbukaan Jinnie kepadaku ada satu hal yang dia sembunyikan. Aku tidak akan bertanya kepadanya, aku hanya akan menunggu sampai dia sendirian siap mengatakannya padaku.

 

 

Jam sudah menunjukkan 10.00 PM sudah hampir 3 Jam Jinnie bermain di sini, dan sekarang dia sedang duduk di sebelah Donghae yang sedang memainkan gitar. Aku memperhatikan segala hal yang Jinnie lakukan di dorm ini, sepertinya dia memang gadis yang mudah beradaptasi di lingkungan baru.

“Kau mau aku nyanyikan lagu apa Jinnie ?”  Ku dengar Donghae bertanya pada Jinnie.

“Tidak usahlah Oppa, ini sudah malam, sebaiknya kau beristirahat karena sepertinya kakimu itu belum terlalu sembuh kan ?”

“Kau tidak mau mendengarkan aku bernyanyi ?” sepertinya Donghae memaksa ingin bernyanyi di hadapan Jinnie.

“Donghae~ah, sudah sana kau balik ke Dorm atas. Kondisimu belum terlalu baik dan Jinnie juga harus pulang, ini sudah terlalu malam.” Aku menyudahi keinginan Donghae, agaknya dia sedikit kecewa karena aku melarang dia bernyanyi.

“Untuk kali ini aku mengalah padamu Hyung, tapi nanti kalau aku sudah sembuh aku akan melakukan apapun yang aku mau walaupun kau melarangnya.” Ucap Donghae tegas sambil menatap tajam ke arahku.

Ada apa ini, kenapa Donghae berbicara seperti itu padaku, tak biasanya Donghae bertingkah seperti ini. Aku melihat ke arah Jinnie, dia sedang memandang wajah Donghae dan Donghae pun sebaliknya. Jinnie menggelengkan kepalanya pelan dan dibalas dengan senyuman Donghae. “Apakah aku kehilangan suatu moment antara Jinnie dan Donghae ?” batinku.

“Sudah sana pulang Kim Jinnie, ini sudah malam.” Ucap Donghae sambil mendorong-dorong pelan bahu dan mengelus-elus pipi Jinnie.

“Ne.. Arasseo Oppa, dan ingat!!! Cepat habiskan semua obatmu itu agar aku bisa melihatmu di TV.” Jinnie terlihat malu-malu saat mengatakan itu pada Donghae

“YAK!!!! LEE DONGHAE!!! Jangan mengeluarkan rayuanmu di depan Jinnieku,” Ucapku tak terima karena melihat Donghae mengelus-elus pipi Jinnie.

“Apaan sih Hyung, kau cemburu ya??” ledek Donghae kepadaku.

“A..A…Ani… sudah Jinnie ayo cepat kau harus pulang sebelum Eommamu memarahiku?” Sial, kenapa aku terlihat gugup seperti ini saat Donghae bilang kalau aku sedang cemburu.

“Eomma tahu kalau aku bersamamu ?” tanya Jinnie yang sudah ada di depanku.

“Ne.. aku menelepon Eommamu kalau kau sedang bersamaku,” aku benar-benar tidak bisa melihat mata Jinnie sekarang, sebuah perasaan aneh muncul dari dalam diriku, perasaan yang seharusnya tidak aku miliki saat melihat Jinnie.

“Baiklah, Oppadeul.. terima kasih makan malamnya. Aku pulang dulu,” pamit Jinnie pada semua member yang ada di sini.

“Jinnie-shi, kalau kau mau datang kau harus memberitahuku terlebih dahulu agar aku bisa membuatkan makanan yang enak untukmu.” Seru Wookie saat Jinnie pamit.

“Ne… baiklah Oppa,” jawab Jinnie sambil tersenyum. Aku menyenggol lengan Jinnie pelan dan senyumnya hilang digantikan tatapan mengerikan yang dia tunjukkan kepadaku.

“Wae ?? kenapa kau menyenggol lenganku ?”

“Itu,,, barusan aku tidak salah dengar ? kau menganggil Wookie denga sebuta Oppa ? Yaaaa Jinnie!! Dia hanya beda 1 tahun darimu dan aku yang beda 2 tahun darimu saja tidak pernah di panggil Oppa.” Aku melakukan protes pada Jinnie, aku tidak terima!!!

“Ahhh tadi sore aku bilang Oppa kok pada saat acara fansignmu, Iya kan Wookie oppa?” tanyanya pada Wookie sambil tertawa.

“Ne… Pajjo!!! Kau lupa Hyung ?” astaga…Wookie juga ikut bersekongkol dengan Jinnie.

“Molla…. Sudahlah ayo Jinnie,” ucapku sebal sambil menarik tangan Jinnie menuju pintu.

“Annyeonghaseyo Oppadeul,” pamit Jinnie sekali lagi sambil membungkukkan badan.

 

Parking Area

 

                “Hei Kim Jinnie, kau itu pintar bergaul ya ? baru beberapa jam kau berada di dormku kelihatanya kau sudah akrab dengan Hyung dan Dongsaengku.” Tanyaku pada Jinnie dengan ada sedikit menyindir. Belum sempat dia menjawab, aku melanjutkan lagi , “Kau juga terlalu dekat dengan Donghae, dan aku merasa tersingkirkan.”

Dia yang sedang memasang sabuk pengaman terlihat kaget saat aku mengatakan hal itu. “Mwoo??? Tersingkir ?? apa maksudmu ?” tanyanya dengan nada sedikit marah.

“Hahahahahaha ….. Ani, aku itu sedikit cemburu karena Adik tersayangku Kim Jinnie mengabaikan Oppanya yang paling tampan ini,” jawabku sambil tersenyum melihat ke arahnya.

“Ah…. Adik,” kata Jinnie sambil mengangguk-anggukan kepalanya, namun setelah itu dia menatap lurus ke depan.

Apa yang terjadi pada Jinnie ? kenapa dia terlihat sedikit kecewa dengan perkataanku yang barusan, ehm…atau mungkin dia sedang punya masalah dengan seseorang.

“Gwencaha ? kau terlihat tidak baik-baik saja,”

“Ani,,, nan gwenchana,” jawabnya sambil tersenyum.

Molla, aku seperti kehilangan sesuatu dari dirinya. Dan yang membuatku aneh mengapa tadi Jinnie terlihat begitu dekat dengan Donghae. Aku tidak mau berfikiran macam-macam terlebih dahulu tentang mereka berdua. Hening… itu yang aku rasakan di dalam mobil ini, keadaan ini berbanding terbalik dengan keadaan sebelum Jinnie datang ke Dorm. Aku bukannya tidak mau memulai percakapan terlebih dahulu tapi aku takut akan menganggu Jinnie, saat pikiranku masih terus berputar-putar pada kejadian di dorm tadi, aku melirik ke arah Jinnie dan ternyata dia tertidur dengan posisi yang menurutku tidak nyaman. Bayangkan saja kepalanya terus menunduk, kalau lehernya patah bagaimana ?, akhirnya aku menepikan mobil di rest area dan membenarkan posisi tidur Jinnie setelahnya aku melanjutkan perjalanan menuju rumahnya.

Aku sudah berada di depan pintu pagar rumah Jinnie, ku lirik dia sesaat. Tidurnya nyenyak sekali, aku tak tega membangunkannya. Ku teliti setiap inchi wajahnya, “Ah.. ternyata adikku tumbuh menjadi gadis cantik,” batinku. Ku letakkan telapak tanganku di pipinya dan bergumam, “Kita sudah lama saling mengenal, namun saat kau bertingkah seperti tadi aku seperti baru mengenalmu kemarin.”

“Hoaammmm,” Jinnie sudah bangun, sial… buru-buru ku angkat tanganku dari wajahnya dan berusaha menenangkan jantungku yang berdegup kencang. “Hah … untung saja dia tidak tahu,” gumamku sambil mengusap-usap dadaku.

“Kau kenapa? Ini dimana? Rumahku ? YAK!!! LEE HYUKJAE!!! Kenapa kau tidak membangunkanku ?” Jinnie bertanya marah.

Astaga… tidak bisakah dia tidak marah-marah kepadaku ? aku sudah berbaik hati mengantarnya pulang. “Hah….” Ku hembuskan nafasku pelan.

“Aku takut mengganggumu, jadi aku tak berani membangunkanmu dari tidurmu yang nyenyak itu,” jawabku sambil terus menatap matanya.

Dia memincingkan matanya, “Hei Lee Hyukjae, jangan-jangan kau berniat buruk terhadapku ya?” tanyanya seperti menuduhku akan berbuat macam-macam.

“YAK!!!!! Aishhhh jinjja!!!” ucapku sambil mengacak-acak rambutku sendiri.

“Aigo Jinnie~ya…. Aku itu tidak seburuk yang kau fikirkan ARA!!!”

“Hehehe,,,,habis dari berita yang ku dengar kau seperti itu sih,” Jinnie terkekeh pelan.

“Seperti apa KIM JINNIE ?” tanyaku penuh dengan penekanan.

“Molla,,, sudah ya aku masuk dulu dan terima kasih atas tumpangannya,” jawab Jinnie sambil mengindikkan bahunya.

“Ne..” jawabku singkat.

“Kau tidak mau mampir dulu ?” tawar Jinnie saat sudah berada di luar mobilku.

“Ani,,, sudah terlalu malam, sampaikan saja salamku pada Ahjumma,”

“Okay,,, HAH… padahal Eomma ingin sekali melihat wajah jelekmu itu,”

WHAT??? Wajah jelekku? “Kim Jinnie, aku tahu aku tidak tampan. Tapi menurut kedua orang tuaku aku ini tampan,” ucapku lemas.

“Hahahaha…..mian Hyuk~ah… iya,kau  itu tampan, Bye!!!! Good Night.”  Jawab Jinnie menyudahi.

“Ne…. Jaljayo !!! semoga ada aku di dalam mimpimu,” Ucapku sambil menyalakan mesin mobil.

“Lee Hyukjae yang katanya tampan, jika kau datang ke dalam mimpiku, aku akan menendangmu keluar.”

“Hahahahahahaha, baiklah, aku pulang,,, sampaikan salamku ya!!! Bye-bye,” pamitku sekali lagi dan mulai menjalankan mobilku. Dia tersenyum dan melambai-lambaikan tangannya.

 

Hyukjae POV END

 

JINNIE POV

 

In my house

 

                “Kau sudah pulang? Mana Hyukjae?”

Saat aku masuk, Eomma menyambutku di depan pintu dan menanyakan keberadaan Hyukjae. “Oppa sudah pulang, katanya ini sudah malam jadi dia tidak bisa mampir,” jawabku sambil memeluk Eomma.

“Aigoooo…ada apa denganmu sayang, pulang-pulang kau langsung memeluk Eomma?”

“Ani,,, hehehehehehe,,, aku lelah Eomma, aku masuk ke kamar dulu ya!!” jawabku pada pertanyaan Eomma sambil mengecup pipinya.

“Ne…. jangan lupa cuci mukamu,”

“Arasseo Eommaku yang cantik!!!” jawabku dengan nada sedikit kencang.

“Hahahahahaha,” ku dengar Eomma tertawa mendengar perkataanku.

Ku langkahkan kakiku menuju kamar tidur, aku merasa sangat lelah setelah seharian penuh mengikuti Eunhyuk oppa. Satu hal yang membuatku tak bisa tenang sewaktu pulang dari dormnya adalah saat Donghae oppa mengetahui hal yang sebenarnya, mengetahui perasaanku pada Eunhyuk oppa yang aku anggap lebih dari pada seorang kakak. Ya… dia mengetahui semuanya saat membaca buku yang tidak sengaja terjatuh di depannya.

 

FLASHBACK

“Jinjja…. Ikat rambutku hilang… ck,” aku terus mendumal, karena tidak menemukan ikat rambut kesayanganku. Ku cari di semua sisi yang ada di tasku, karena masih belum menemukannya, akhirnya aku menuangkan semua isi yang ada di dalam tasku ke atas meja.

“Ah… ketemu,” ucapku lega saat menemukan ikat rambut itu, dan kumasukkan kembali semua barang-barang yang ada di atas meja, setelah itu aku kembali menonton pertandingan game antara Sungmin oppa dan Kyuhyun.

Setelah 15 menit aku memperhatikan pertandingan mereka berdua, aku melirik ke arah Donghae oppa yang dari tadi duduk di sampingku.  “Kenapa Donghae oppa diam saja ?,” batinku. Aku menengok ke arahnya dan ternyata dia sedang melihatku.

“Jinnie…” panggi Donghae oppa.

“Eumm…,” jawabku sambil menghadapkan badanku ke arahnya, namun detik itu juga aku langsung membelalakkan mataku saat tahu ada sesuatu di tangannya. Buku noteku, buku yang isinya semua ceritaku tentang Eunhyuk oppa, buku yang pertama kali aku tulis saat Eunhyuk oppa meninggalkanku untuk menjadi trainee.

Langsung ku ambil paksa buku itu dari tangannya, “Oppa!!!!” teriakku tanpa sadar. Sontak saja semua orang yang ada di sekitar kami menengok ke arah kami berdua. Buru-buru ku masukkan buku itu ke dalam tas.

“Wae ?” Yesung oppa, Sungmin oppa, Ryeowook oppa, dan Kyuhyun, semuanya serentak menanyakan pertanyaan yang sama kepadaku.

“Ani… mian,” jawabku sambil menundukkan kepala dan berpura-pura mencari sesuatu di dalam tasku. Setelah mendengar jawabanku mereka melanjutkan aktivitas mereka lagi. Donghae oppa mendekatiku, “Jinnie~ah…. Mian, aku tidak tahu kalau buku itu punyamu,” sepertinya dia sangat menyesal karena telah membaca buku itu. “Hem,,, “ jawabku singkat.

“Kau marah padaku ?” tanyanya pelan karena sepertinya dia takut terdengar oleh membernya yang lain.

“Kau sudah membacanya ? aku harap kau bisa menyimpan rahasia ini untuk dirimu sendiri,” aku tahu jawabanku tidak sesuai dengan pertanyaannya, namun itu harus tetap aku katakan. Aku takut kalau dia mengatakannya pada Eunhyuk oppa.

“Jadi, inikah alasanmu selalu bertindak kurang sopan kepada Eunhyuk hyung?” sial dia bertanya hal yang aku hindari.

“Oppa, jebal…. Jangan dibahas, okay. Life must go on, and I’ll try to life better than before, aku tidak mau mengingat masa-masa yang lalu, I wanna forget it,” ucapku tegas pada Donghae oppa. Sepertinya dia mengerti penderitaanku dan dia mengangguk.

“Ara, tapi mulai sekarang kau harus menceritakan semua yang membuatmu resah padaku, dan tenang saja aku akan berusaha untuk cepat sembuh,” jawabnya dan kemudian mengacak-acak pelan rambutku.

“Kau mau aku nyanyikan lagu apa Jinnie ?”  tanya Donghae oppa padaku.

 

FLASHBACK END

 

“Hah,,,” desahku sesaat. Aku bingung bagaimana bersikap di hadapan Donghae oppa, setelah semua hal yang aku tutup rapat-rapat diketahui oleh orang yang tidak lain adalah sahabatnya sendiri. Terlebih sikap Eunhyuk oppa saat di dorm tadi sedikit berbeda dari biasanya, namun tetap saja dia terus mengucapkan kata “ADIK” di depan semua membernya.

Tidak tahukah dia saat dia menggenggam erat tangganku di lift menuju dormnya, jantungku hampir copot dan saking gugupnya aku tidak sadar kalau aku tidak mau melepaskan tangannya.

Kadang aku merasa kalau Eunhyuk oppa memiliki perasaan yang sama denganku, saat dia menunjukkan rasa sayangnya padaku, namun dengan tiba-tiba dia bisa secara tidak langsung mengubur khayalanku tentang balasan perasaan dia terhadapku. Eomma lah yang mengajarkanku untuk bersabar, hanya Eomma yang tahu masalah terbesarku ada pada diri Lee Hyukjae. Namun sayangnya Lee Hyukjae sendiri tidak tahu apapun yang kurasakan, sampai akhirnya semua rahasiaku diketahui oleh sahabatnya sendiri, Lee Donghae.

Kulirik jam yang berbentuk matahari di kamarku, ternyata sudah menunjukkan jam 11.30 PM. Ku lihat semua agendaku untuk esok hari dan ternyata hanya ada beberapa pertemuan dengan klien. Ya, sekarang aku bekerja sebagai assisten Appa di kantornya, sebenarnya pada awalnya aku ingin membangun sebuah butik, namun Appa melarang, dia bilang aku belum punya pengalaman sama sekali di bidang itu, jadi mau tidak mau aku harus bekerja di tempat Appa dulu sambil mencari pengalaman.

Baru saja aku balik dari kamar mandi, tiba-tiba handphoneku berdering. Aku menyipitkan mata sambil menatap layar handphoneku, “Nomor siapa ini ?” fikirku, namun tak lama aku langsung mengangkatnya.

“Yeobseyo,”

“Ne… yeobseoyo, Jinnie~ah !!” balas seseorang di seberang sana.

“Nugu ?” tanyaku hati-hati.

“Nan, Super Junior Lee Donghae imnida,” jawabnya memperkenalkan diri.

“Ah … Donghae Oppa!! Waeyo ?”

“Ani, hanya ingin memastikan kalau kau sudah sampai,”

Donghae oppa meneleponku hanya untuk memastikan kalau aku sudah sampai atau belum, “Ck,, dari mana dia tahu nomorku ?” Batinku.

“Jinnie ? kau masih ada di sana?”

“ahhh,,, iya, wae?” jawabku ragu.

“Ani, habis dari tadi tidak ada suara, aku jadi khawatir.” Hah… Oppa, kenapa kau harus memberikan perhatian seperti ini sih!

“Oppa, aku lelah, I wanna sleep.” Ucapku akhirnya, bukannya aku tidak mau berbicara dengan Donghae oppa, hanya saja aku sudah sangat mengantuk.

“Ah…. Baiklah, mian sudah menganggumu, jalja Jinnie,” suara Donghae oppa terdengar lesu.

“Ani,,, gwenchana Oppa, kau tidak mengangguku hanya saja mataku tidak bisa diajak kerjasama. Dan kau pun harus beristirahat, bukankah kau sudah berjanji padaku?”

“Ne… aku akan tidur sehabis ini, kau tidurlah, Annyeong!!! Good Night Kim Jinnie,” Donghae oppa mengakhiri telepon, sepertinya aku mendengar sedikit nada kecewa dari suaranya.

“Ne… Good Night Oppa, Annyeong,” balasku dan sedetik kemudian aku langsung menekan tombol merah untuk mengakhiri panggilannya. Setelah mengakhiri panggilan dari Donghae oppa, aku langsung menarik selimutku dan kemudian tertidur.

Pukul 08.00 AM

 

“Kyaaaaaaaa!!!!!!!! Aku kesiangan!!! Eomma!!!” aku berteriak kepada Eomma karena dia tidak membangunkanku pagi ini.

Ku dengar suara derap langkah menuju kamarku, “Waeyo sayang ? kenapa kau berteriak hah ?” tanya Eomma khawatir.

“Eomma…. Aku kesiangan !! Eomma lupa membangunkanku ?” Huh… bisa-bisanya Eomma lupa.

“Ani, Eomma tidak lupa hanya saja kata Appamu tadi kau boleh tidak datang ke kantor,” jawab Eomma santai.

“Jinnjaa ?  berarti hari ini aku bebas ?  benarkan itu Eomma ?” aku bertanya kepada Eomma dengan semangat dan di balas oleh semyumannya.

“Sudah sana kau mandi, kau mau sarapan apa pagi ini ?” tanya Eomma lembut sambil mengusap kepalaku.

“Ehmmm, aku mau makan buah saja Eomma. Bolehkan ? setelah itu aku mau ke tempat Hyukjae oppa, karena temannya sedang sakit,” jawabku pada Eomma. Sejak tahu kalau aku tidak masuk kerja hari ini aku berfikir untuk bertemu dengan Donghae oppa, dan tentu saja agar aku bisa melihat Eunhyuk oppa…kkkkkk.

 

####****####

Aku sudah berada di depan gedung Mnet bersama para Elf. Hari ini adalah jadwal untuk recording Mnet Countdown, aku sengaja memakai kaos berwarna biru safir agar sama dengan ELF yang lainnya. Namun ketika aku sedang mengantri menunggu para member Super Junior datang handphoneku tiba-tiba berbunyi, ku lihat dan ternyata Donghae oppa yang menelepon.

“Ne…Oppa,” jawabku langsung tanpa salam terlebih dahulu.

Ku dengar dia tertawa dari seberang, “Ne.. Jinnie~ah, Eoddiya ?”

“Na ? ahhh aku sedang ada di depan gedung,” jawabku riang.

“Gedung ? Gedung apa ?” Donghae oppa mulai penasaran dengan keberadaanku.

“Gedung Mnet, Wae?” aku berbalik bertanya kepadanya dan ku yakin dia akan terkejut kalau tahu aku sedang menunggu kedatangan mereka.

“Mwoya ??? Mnet ? untuk apa kau kesana ? cuaca hari ini sedang hujan Jinnie, aku tak mau kau jatuh sakit.” Donghae oppa memarahiku, namu di belakang suaranya terdengar suara lain namun tidak terlalu jelas.

“Yeobseyo,,, Jinnie~ah!!! Sedang apa kau hah ?” tanya suara di seberang, tunggu,,,, sepertinya aku mengenal suara ini.

“Yeobseyo, yeobseyo,, Jinnie.” Ini suara Eunhyuk oppa, ck, sial . kalau dia tahu aku ada di sini dia akan memarahiku habis-habisan apalagi di cuaca hujan seperti ini. Tanpa pikir panjang aku langsung menekan tombol merah pada handphoneku.

Namun belum juga satu menit, handphoneku berbunyi lagi, dan Eunhyuk oppa yang meneleponku!! Astaga aku akan mendapatkan bencana kalau seperti ini, kutekan tombol hijau dan menaruh hansphone tersebut di telinga sebelah kananku.

“Ne… Hyuk~ah,” jawabku pelan takut ada ELF yang mendengar.

“KIM JINNIE!!!!!! Sedang apa kau di luar gedung Mnet hah?? Kau tidak melihat bawah hari ini hujan ? astaga kau membuatku gila!” aku menjauhkan handphone itu dari telingaku, yang benar saja suaranya kencang sekali.

“ARA…..” jawabku singkat.

“Mwoya ? jawaban apa itu ?” Eunhyuk oppa terdengar sangat kesal pada jawabanku tadi.

“Lalu kau mau aku menjawab apa hah ? asal kau tahu, aku kesini untuk kalian,” jawabku pelan tapi terdengar tegas.

“HAH,,,,” ku dengar dia menghela nafas dan kemudian dia seperti sedang berbicapa pada seseorang karena suaranya sangat kecil tapi masih bisa ku dengar.

“Hyung, adikku ada di sini, bolehkah aku mengajaknya ke backstage?” terdengar suara Eunhyuk oppa yang sedang mencoba meminta izin kepada seseorang.

Tak lama ku dengar suara laki-laki yang menjawab pertanyaan Eunhyuk oppa, “Adik ? kau punya adik?”

“Ani, itu adik sepupuku,” hah…. Eunhyuk oppa berbohong.

“Kim Jinnie, cepat kau ke backstage nanti akan ada Coordie noona yang menjemputmu. Kau pakai baju warna apa ?” tiba-tiba Eunhyuk oppa langsung memerintahkanku untuk segera ke backstage.

“Blue Sapphire,” jawabku singkat.

“Mw..Mw..Mwo ?? Biru safir ? baiklah nanti akan ada yg menjemputmu ara!” aku tersenyum mendengar nada bicara Eunhyuk oppa, pasti dia kaget pada saat aku mengatakan menggunakan baju warna biru safir. Setelah menutup telepon dari Eunhyuk oppa, dengan sedikit berlari aku menuju backstage dan di sana ada seorang wanita yang tersenyum padaku saat aku datang.

“Kim Jinnie ?” tanyanya hati-hati.

“Ne, Kim Jinnie imnida,” jawabku sambil membungkukkan badan.

“Aish, tidak kusangka ternyata Hyukjae memiliki sepupu yang sangat cantik sepertimu, ayo ikut aku ke dalam, dan pakai ini,” Onnie itu memberikan tanda pengenal untuk crew, ahh… aku baru mengerti, seseorang harus memakai tanda ini agar dia bisa masuk ke dalam backstage.

Aku tersenyum ketika Onnie itu mengatakan kalau aku cantik. Aku terus mengekori Onnie itu dan dia berhenti pada sebuah pintu, “Masuklah, Hyukjae dan member launnya ada di dalam.” Aku menganggukan kepalaku dan membuka knop pintunya, ku julurkan kepalaku sedikit untuk melihat keadaan, dan saat pintu terbuka semua orang yang ada di dalam ruangan itu serentak menoleh ke arahku.

“Jinnie~shi ?” ucap Leeteuk oppa, dia orang pertama yang mengeluarkan suara dari dalam ruangan itu, dan dia memberikan perintah untuk menyuruhku masuk.

Ku langkahkan kakiku menuju ruangan itu, “Ne… Anyyeonghaseyo,” aku menyapa semua orang yang ada di dalam ruangan.

“Kim Jinnie, tunggu di situ, jangan kemana-mana  aku akan berbicara denganmu setelah rambutku ini selesai,” Eunhyuk oppa yang sedang di luruskan rambutnya tiba-tiba membuka suara.

“Ne.. Arasseo Hyuk~ah,” aku menjawabnya dengan nada malas sambil mencari sosok seseorang. Ku dengar dia terkekeh pelan. Huh, senang sekali kau Hyukjae!!

Ku edarkan seluruh pandanganku ke semua sudut, tapi aku tidak melihat sosok Lee Donghae, Sungmin oppa menyuruhku untuk mendekat ke arahnya yang sedang bermain Starcraft dan aku pun mendekat.

“Jinnie~ah, kata Donghae kau kesini untuk melihat kami perfom ?” tanya Sungmin oppa begitu aku duduk di sampingnya.

“Ne, kebetulan hari ini Oppa mengijinkan aku untuk tidak ke kantor, jadi dari pada aku bosan berada di rumah akhirnya aku memutuskan untuk datang kesini.” Jelasku panjang lebar pada Sungmin oppa. Kulihat dia mengangguk-anggukan kepalanya namun pandangannya tak beranjak dari layar komputer itu.

“Oppa, kau melihat Donghae oppa ?” tanyaku tiba-tiba pada Sungmin oppa.

“Donghae ? ehmmm…. Sepertinya sedang ganti baju, dia akan ikut perform namun dia tidak ikut menari bersama member lainnya, kau tahu kan alasannya ?”

“Yeah, pasti kakinya masih sakit kan ?” jawabku yang dibalas dengan anggukannya.

Aku memperhatikan kesekelilingku, ada Kyuhyun dan Sungmin oppa yang sedang sibuk dengan komputer mereka, Teuki oppa dan Eunhyuk oppa yang sedang di tata rambutnya, Shindong oppa yang sedang duduk sambil memperhatikan Gaemkyu bermain, Wookie oppa dan Heechulie oppa yang dari tadi sibuk dengan handphonenya, “Pasti mereka sedang membuka twitter,” batinku. Yesung oppa yang sedang tidur dan tinggal Donghae oppa yang aku tidak tahu keberandaannya. Ku lihat pintu kamar ganti terbuka dan munculah sesosok pria tampan dengan mengenakan baju atasan kemeja warna hitam yang dipadukan celana jins dengan warna senada sedang berjalan pelan-pelan ke arah Teuki oppa.

“Hyung, dimana jam tanganku ?”

“Sepertinya aku letakan di dekat tas-tas itu,” jawab Teuki oppa sambil menunjukkan arahnya.

Donghae oppa berjalan menuju untuk mengambil jam tangannya yang kebetulan jaraknya hanya beberapa langkah dari tempatku duduk. “Jinnie ?” serunya tak percaya saat tahu kalau aku ada di dalam, dan bukannya mengambil jam tangan dia malah berjalan ke arahku dan duduk di sebelahku.

“Kau disini ?” tanyanya masih tidak percaya.

“Ne, dan aku mencarimu karena kau tidak terlihat tadi,” jawabku sambil melirik ke arah kakinya.

“Itu, masih sakit ?” tanyaku ragu dan dibalas dengan gelengan kepalanya,”Ani, sudah tidak terlalu sakit, buktinya aku masih bisa ikut perform hari ini.”

“Jinnie~ah, neomu bogoshippoyo!!!” seru Donghae oppa sambil mencubit-cubit pipiku.

“Hae!!! Sedang apa kau, lepaskan tanganmu. Kau tak melihat dia kesakitan,” Eunhyuk oppa tiba-tiba protes karena perlakuan Donghae oppa kepadaku.

“Sudahlah kau diam saja Hyung, nanti noona itu memarahimu kalau kepalamu bergerak-gerak.” Donghae oppa menjawab protesan dari Eunhyuk oppa sambil mengibaskan tangannya.

Belum sempat Eunhyuk oppa membuka suara, Onnie yang sedang menata rambutnya pun memarahinya. “Hyukjae, jangan bergerak. Aku kesulitan untuk menata rambutmu.” Dan Donghae oppa pun tertawa mendengar Hyungnya dimarahi oleh penata rambutnya sendiri, aku terkekeh pelan saat melihat Eunhyuk oppa memajukan bibirnya.

“Hyuk~ah, kau itu sudah jelek jadi jangan memajukan bibirmu seperti itu, itu membuatmu bertambah jelek ARA!!!!” ucapku innocent.

Semua orang yang ada di ruangan itu langsung tertawa keras mendengar perkataanku, “Aigooo Jinnie~ah kau sungguh kejam, menurutku Eunhyuk ini tidak terlalu jelek.” Kata Teuki oppa yang ikut-ikutan menggodanya.

“Hyungggggg,” Eunhyuk oppa mulai merajuk.

Aku tersenyum melihat Eunhyuk oppa menekuk muka seperti itu, tenang saja Oppa, aku tidak serius dengan kata-kataku barusan. Beberapa saat setelahnya aku sedang berbicara dengan Donghae oppa tiba-tiba saja Eunhyuk oppa menghampiriku sambil menarik tanganku. “Jinnie~ah kajja,” ucap Eunhyuk oppa tegas.

“Ya,,, hyung, kau mau ajak Jinnie kemana ? kau tak lihat Jinnie sedang berbicara denganku ?”

“Aku ada perlu sedikit dengan Jinnie, nanti akan aku kembalikan padamu kalau aku sudah selesai,” jawab Eunhyuk oppa.

“Kembalikan ? maksudmu aku barang ?” ucapku tak percaya, Eunhyuk oppa seenaknya mengatakan itu. Aku bukan barang yang bisa dipinjam ataupun dikembalikan.

“Ani,,, Jinnie maksudku bukan seperti itu,” Eunhyuk oppa mencoba menjelaskan kepadaku namun aku terlalu kecewa dengan perkataannya. Aku langsung melepaskan tanganya yang tadi masih mengenggam tanganku, ku tatap intens matanya dan kulangkahkan kakiku keluar dari ruangan itu. Donghae oppa memanggil namaku beberapa kali namun tidak ku hiraukan. Eunhyuk oppa, andai kau tahu aku kesini untuk melihat siapa, andai kau tahu hatiku sangat sakit saat kau menganggapku hanya seorang adik, andai kau tahu itu semua. Tanpa kusadari air mataku turun, ku hapus dengan kasar dan berdecak, “Babo, mengapa aku harus menangis untuk orang yang sama sekali tidak mengerti perasaanku.”

Aku melihat ada pintu darurat di antara sekian banyak pintu-pintu yang ada, tanpa pikir panjang aku langsung masuk kedalamnya dan duduk di atas anak-anak tangga itu. Aku mengingat-ingat kembali perkataan Donghae oppa saat di dalam ruangan tunggu Super Junior tadi. Dia mengatakannya dengan sangat pelan namun membuatku tekerjut.

 

Flashback

 

Kami semua tertawa saat Teuki oppa mulain menggoda Eunhyuk oppa, namun lain dengan Donghae oppa, dia malah meraih tanganku dan menatapku dengan tatapan teduhnya.

“Jinnie~ah, kau tahu aku sangat mengkhawatirkanmu semalam ?” ucap Dongahe oppa pelan.

“Wae ?” jawabku singkat.

“Molla, aku terus memikirkan dirimu sejak kau datang ke dorm.” Donghae oppa terlihat resah.

“Kau kenapa Oppa, sedang tidak enak badan ?”

“Ani, Jinnie dengarkan aku. Sepertinya…… aku mulai menyukaimu ?”

DEG…. Mwo? Apa yang barusan dia katakan ?menyukaiku ?buru-buru aku menggelengkan kepala, “ Ani Oppa, kau bukan menyukaiku, namun kau hanya kasihan kepadaku.”  Aku masih tidak percaya apa yang dia katakan barusan.

“Kim Jinnie, aku tidak mengasihanimu, aku ehm….dan hyungku,” belum sempat Dongahae oppa menyelesaikan perkataannya Eunhyuk oppa datang dan langsung menarik tanganku.

“Jinnie~ah, kajja !!!”

 

Flashback End

 

Astaga apa yang salah dengan diriku, kenapa bisa-bisanya Donghae oppa mengatakan bahwa ia menyukaiku padahal kenyataannya dia mnegetahui semua perasaanku hanya unyuk Hyungnya yang bodoh itu. Air mata  yang juga bodoh inipun kembali turun, aku sudah mencoba untuk menghapusnya namun tetap saja terus keluar, “Ya, babo, berhentilah keluar, kau membuatku malu.” Aku mengumpat pada air mataku sendiri.

“Hei, kau yang babo,”

Astaga,,,, aku hampir mati kaget gara-gara ada suara seseorang padahal dari tadi aku hanya sendirian, ku balikkan badanku dan ternyata ada sosok orang yang sangat ku sayangi muncul di hadapanku.

“Jinnie~ah, wae?” dia terkejut saat melihat ada sisa-sisa air mata di wajahku, buru-buru dia mengambil sapu tangan dari saku celananya dan menghampiriku. Dia berjongkok tepat dibawah anak tangga yang sedang ku duduki, mengarahkan sapu tangan itu ke arah mataku, namun tiba-tiba aku mengehentikan gerakan tangannya.

“Jangan,” ucapku pelan yang masih diikuti dengan sedikit isakan.

“Wae ?” jawabannya mulai tegas.

“Jangan memberikan kepadaku perlakuan yang berlebihan, aku tidak mau hatiku salah paham lagi karena semua perhatian yang kau berikan,” aku mencoba untuk tidak melihat matanya.

“Apa maksudmu Kim Jinnie, apa yang sedang kau bicarakan. Apa salah kalau aku memberikan perhatian lebih untuk adikku sendiri ?” kata-kata Eunhyuk oppa sukses membuatku mataku memandang bola matanya.

Aku menggelengkan kepalaku, “Dan jangan menganggap diriku adalah adikmu, karena hatiku menolaknya.” Dia mulai terlihat bingung, mungkin tidak mengerti maksud dari ucapanku. Aku bertekad di dalam hati, aku akan mengatakan semuanya sekarang, dan terserah apa yang akan terjadi setelah ini. Ku hapus kasar sisa-sisa air mata yang masih ada di pipiku dan mulai memandang matanya tajam.

“Dengar, mungkin perlakuanku kali ini tidak sesuai dengan yang kau harapkan, tapi aku tidak perduli apa yang terjadi setelah ini dan aku hanya ingin bilang kalau, ehmmm….. AKU MENCINTAIMU HYUKJAE OPPA,” langsung ku kecup bibirnya pelan, setelah itu buru-buru aku menginggalkan dirinya sendirian dan pergi dari tangga darurat itu.

 

Jinnie POV END

 

Eunhyuk POV

 

Aku masih terdiam di tempatku setelah beberapa menit yang lalu Jinnie meninggalkanku, kaget dengan perkataanya kepadaku dan terlebih lagi perlakuannya. Mengapa ini bisa terjadi ? mengapa tidak dari dulu ia mengetahui hal yang sebenarnya dan mengapa tidak dari dulu Jinnie memberitahukan perasaannya. Tapi justru yang terjadi pada diriku sekarang masih tetap sama, rasa sayangku kepada dirinya masih sama, rasa sayang untuk seorang adik. Aku memegang bibirku, masih terasa kecupan yang diberikan Jinnie tadi, dan entah kenapa jantungku berdetak cepat saat mengingat hal yang barusan terjadi. Aku mengacak rambutku frustasi, dan tiba-tiba handphoneku berbunyi.

“Yeobseyo,” jawabku malas.

“Hyuk~ah, kau dimana? 10 menit lagi kita akan recording,” ternyata Teuki oppa yang menelepon.

“Aku sedang di toilet hyung,” jawabku berbohong.

“Baiklah, cepat kau kembali,”

“Ne..”  aku tutup telepon dari Teuki hyung, aku beranjak dari dudukku dan berjalan ke arah ruang tunggu Super Junior.

Ku putar knop pintu dan masuk ke dalamnya, dan hal yang membuatku terkejut Jinnie masih ada di sini. Seolah membaca fikiranku, Donghae langsung menjelaskan alasan Jinnie masih ada di sini. “Aku tadi melihatnya keluar dari pintu tangga darurat,  dia bersikeras ingin pulang namun aku memaksa dia untuk tinggal di sini setidaknya sampai kita selesai recording.” Aku yang mendengar penjelasan dari Donghae hanya bisa tersenyum dan menghampiri mereka yang sedang duduk berdua, ku acak-acak pelan rambut Jinnie, “Kau lapar ?” tanyaku pelan. Dia hanya menggelengkan kepala, tidak mengeluarkan suara apalagi menatapku. Namun aku terus mengajaknya berbicara. “Kalau kau ingin pulang kau bialng padaku yah ?” kali ini dia mengangguk tapi tetap tidak melihat ke arahku. Aku hanya bisa mendesah pelan.

 

####***####

 

Recording hari ini sudah selesai, aku masih punya banyak waktu sampai saat acara Countdown dimulai. Kami semua kembali menuju ruang tunggu, dan Jinnie masih ada di sana bersama dengan Donghae, ya… karena Donghae masih cidera jadi dia hanya diperbolehkan untuk menyanyikan partnya dan part Siwon yang kebetulan hari ini tidak bisa datang. Aku duduk di bangku yang agak jauh dari mereka berdua, mengotak-atik handphoneku hingga akhirnya handphoneku bergetar menandakan ada pesan masuk. Aku buka dan ternyata dari Jinnie.

From : Jinnie Jung

Lee Hyukjae aku mau pulang.

Pesan yang sangat singkat dan tanpa ada basa basi, aku langsung menengok ke arahnya namun dia terlihat sedang mengobrol dengan Donghae. Ku ketikkan beberapa kata di handphoneku.

To : Jinnie Jung

Baik, aku tunggu kau di parkiran, aku keluar duluan karena mau mencari Manager Hyung.

 

Aku tidak menunggu sms balasan dari Jinnie dan langsung berdiri untuk keluar ruangan, namun tiba-tiba Donghae memanggilku, “Hyung, mau kemana ?” aku membalikkan badanku ke arah Donghae duduk, “Aku mau keluar sebentar,” dan detik itu juga aku langsung keluar dari ruangan itu. Setelah meminta izin kepada Manager hyung untuk mengantarkan Jinnie pulang dan meminjam kunci mobilnya, aku langsung jalan menuju ke parkiran dengan memakai topi dan scraft. Aku takut kalau tiba-tiba ada ELF yang mengenaliku karena saat ini suasana di luar sungguh ramai. Ku lihat Jinnie sudah ada di depan mobil manager Hyung, ku dekati dia.

“Kau sudah lama disini ?” tanyaku pada Jinnie yang sedang menunduk. Dia mengangkat kepalanya kemudian menggeleng pelan. “Hah …. Baiklah, ayo masuk.” Aku mendesah karena kecewa melihat Jinnie seperti ini, dia tidak sama sekali mengeluarkan suaranya.

Saat aku berbalik menuju pintu mobil tangannya menahan tanganku, “Kenapa kau mendesah ? kau tidak rela mengantarkanku pulang?” ucapnya dengan nada marah, bukannya takut atau apa aku malah tersenyum. Aku senang akhirnya dia mau membuka mulutnya, reflek ku pegang pipinya namun dia menjauh tapi tak apa meskipun begitu aku tetap tersenyum ke arahnya.

“Ani, akhirnya aku bisa mendengar suaramu lagi,” jawabku sambil membukakan pintu mobil untuknya.

“Cih!!!!,” ku dengar dia mendesis namun aku tekekeh pelan mengetahui kejengkelannya pada diriku.

Perjalanan menuju rumahnya kali ini sungguh membosankan, Jinnie hanya diam, diam, dan diam. Tidak mau membuka mulutnya lagi untuk berbicara, dan mataku pun tetap fokus ke jalan. Setelah sampai di depan rumahnya, ku llihat ke arah Jinnie dan ternyata dia tertidur. “Hah,,, pantas dari tadi dia diam saja,” kataku pelan. Ku lihat wajahnya yang sedang tertidur, tidak dapat ku sangkal kalau Jinnie yang sekarang banya berubah, lebih cantik walaupun dari dulu dia memang cantik, lebih feminim walaupun kadang kata-katanya keterlaluan dan lagi dia sudah bisa memanjangkan rambutnya. Dulu, mana pernah dia mau memanjangkan rambutnya tapi sekarang rambut lurusnya yang hitam pekat menambah daya tarik yang ada pada dirinya. Ku dekati dia pelan bermaksud ingin membukakan seat beltnya namun saat wajahku persis tepat di depana wajahnya, mataku tak pernah kepas dari bibirnya itu, bibir yang mengecupku tadi. Seperti kerasukan setan mesum, tiba-tiba saja aku memajukan wajahku beberapa senti dan mendekatkan bibirku pada bibirnya, ku kecup pelan. Dan sialnya perasaanku mengingikan lebih, jantungku berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya dan ada sesuatu perasaan yang entah seperti apa aku sendiri tidak bisa menjelaskannya. Buru-buru ku jauhkan tubuhku dari tubuhnya, ku taruh kepalaku di atas stir mobil. “Babo, kau sebenarnya kenapa Hyukjae,” umpatku pada diri sendiri. Setelah merasa sedikit tenang ku gendong tubuhnya masuk ke dalam rumah. Beberapa kali aku memencet bel dan akhirnya pintu ini tebuka. “Omo… Jinnie kenapa ? aigooo siapa anda ?” Eommanya Jinnie yang membukakan pintu, dia kaget karena Jinnie di gendong oleh seorang pria yang memakai penyamaran lengkap ditambah lagi anaknya dalam keadaan tertidur. Aku terkekeh melihat Ahjumma terkejut.

“Jumma… ini aku, Lee Hyukjae,” ucapku pada dirinya yang sedang terkejut.

“Mwo ? Lee Hyukhae ?”

“Ne,,,,” jawabku sambil menganggukkan kepala. “Jumma, dimana kamar Jinnie, dia berat sekali,” walaupun terlihat kurus tapi Jinnie ini ternyata sangat berat.

“Hahahahahaha,,, mianhae, ayo masuk, kamarnya ada dilantai 2 di lorong sebelah kanan,” ucap Jumma sambil tertawa.

“Hyukjae~ah, Jumma mau membuatkan minum untukmu dulu ya ?” tambahnya lagi. Aku hanya menganggukan kepalaku dan langsung menuju kamar Jinnie. Ku letakkan Jinnie di kasur empuknya, ku tarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan ku acak pelan rambutnya. “Jalja, jagi.” Ucapku pelan sambil terkekeh. Namun tiba-tiba ada yang menarik tanganku, Omo… Jinnie sudah bangun!!

“What do you mean Hyukjae ? you make me upset…!!!” Jinnie mengatakan kalimta itu dengan nada marah dan mata yang menatapku tajam. Aku duduk di kasurnya dan menarik tangannya yang satunya lagi.

“Tidak bermaksud apa-apa, itu keluar begitu saja dari mulutku,” jawabku sambil menatap matanya lembut.

“Ne… dari mulutmu dan bukan dari hatimu. Aku tidak mau kalau kau mengatakannya lagi.”ucap Jinnie tajam. Emosi Jinnie masih belum turun. “Ani… itu semua keluar dari mulutku dan dari sini,” ku arahkan tangannya ke arah dadaku.

“Rasakan detak jantungnya Jinnie, kau masih belum yakin ?” ucapku pada dirinya. Jinnie terlihat kaget saat aku meletakkan tanggannya di dadaku.

“Ne ?” ucapnya kaget, langsung ku tarik tubuhnya ke pelukanku, dan ku dengar dia terisak.

Ku lepaskan tubuhnya dari pelukanku, “Wae ? kenapa menangis hah ? Jinnie yang ku kenal tidak secengeng ini.” Ucapku sambil menghapus air mata di pipinya.

“Ani, hiks,,,, aku kira kau akan membenciku,” jawab Jinnie yang masih terisak.

“Ya…… kenapa menangis lagi ? kau cengeng sekali !!!” aku tidak tahan melihat air mata Jinnie yang terus keluar, ini bukan Jinnie yang biasanya.

“HYUKJAE!!!!! Kau kira ini gara-gara siapa hah ? ini semua karena dirimu yang terlalu bodoh sampai tidak mengetahui perasaanku yang sebenarnya.”

“Aigoyaaaa Kim Jinnie!!!! Kenapa kau mau mencintai laki-laki bodoh seperti ku ?” ucapku pada dirinya.

“Euhmmmm…. Kebodohanmu itulah yang menjadi magnet yang dapat menarik hatiku untuk tidak bisa lepas darimu Oppa,” jawabnya sambil menundukkan kepala.

“Kau panggil aku apa barusan ?” aku kaget saat dia memanggilku “Oppa”

“Ani, tidak ada pengulangan,” jawabnya manja.

Ku guncang-guncangkan bahunya pelan meminya Jinnie untuk menyebutkan kata “Oppa” satu kali lagi agar aku dapat mendengarnya dengan jelas.

“Ne..ne… ara!!! Hyukjae oppa, Eunhyuk oppa, Teri oppa, Monyet oppa !!!” Jinnie tertawa keras sekali sehabis dia mengucapkan kalimat itu.

“YAK!!!!!!!!!!!Teri ? Monyet ? aigoooo, pacarku kurang ajar sekali ya,” ku tarik tubuhnya ke dalam pelukanku sambil mengacak-acak rambutnya pelan.

“Kapan kau pernah bilang kalau aku itu kekasihmu Oppa ?” tanyanya sambil berusaha melepaskan pelukanku.

“Barusan,” jawabku singkat.

“Hah… kau memang!!”

“Waeeeee ??” tanyaku manja.

“Ani,,, Ne… kekasihmu yang kurang ajar ini tapi sangat mencintai kekasihnya yang seperti monyet,” candanya padaku.

Aku melepaskan pelukannya tiba-tiba, aku melipat kedua tanganku di depan dada dan berusaha untuk acuh padanya.

“Yahhhhh…… Jangan marah ya..ya…ya…!!!” katanya sambil menarik-narik lengan bajuku.

“Okeh,,, kekasihku adalah Lee Hyukjae oppa yang paling tampan,” lanjutnya lagi.

Ku tolehkan kepalaku ke arahnya dan tersenyum.

“Ck, sial, kelemahanku yang terbesar adalah aku yang tidak bisa marah kepadamu! “ ucapku pelan dan setelahnya ku rengkuh lehernya dengan tangan kiriku kemudian ku kecup pelan bibirnya. Matanya mengerjap berkali-kali, aku tertawa melihat ekspresinya yang lucu seperti itu. Sambil tersenyum ku dekatkan bibirku lagi ke arah bibirnya, ku tatap matanya sebentar ternyata dia sudah memejamkannya, tanp berlama-lama langsung ku sambar bibirnya yang manis itu, ku cium pelan bibirnya dan ternyata dia merespon ciumanku. Sekarang ciumanku turun ke lehernya setelah itu kembali kebibirnya, jantungku berdetak tak karuan, dan sampai saat aku menekan kepalanya agar tidak tetap fokus tiba-tiba handphoneku berbunyi. Ku abaikan panggilan itu karena aku terlalu serius pada apa yang aku lakukan sekarang sampai akhirnya panggilannya berhenti, namun belum 1 menit handphoneku kembali berbunyi. Jinnie mengucapkan sesuatu di sela-sela ciuman kami.

“Oppa,” ucapnya tak jelas karena mulutnya terus ku kunci.

“Oppa!!!!” sekarang dia menghentikannya dan menatap marah ke arahku.

“Ahhh,,, WAEEEEE ?” ucapku kecewa.

PLETAKK!!!!!

Jinnie memukul kepalaku keras, Jinjja… gadis ini….

“Kau tidak dengar ada telepon hah ?” ucapnya galak kepadaku.

“Aku dengar Jinnie sayang, tapi itu kan bukan hal yang penting , yang terpenting itu dirimu.” Jawabku yang sukses membuat pipinya memerah.

“Aigo,,,aigooo, Lee Hyukjae sudah jadi orang menjijikan seperti ini!!” katanya sambil terkekeh.

“Coba lihat dulu siapa yang menelpon,” lanjutnya lagi.

Ku lihat di handphoneku ada 2 panggilan tak terjawab, ku buka dan ternyata Teuki hyung yang menelepon. Belum sempat ku tekan tombol hijau untuk meneleponyya ternyata dia sudah meneleponku terlebih dahulu, tanpa pikir panjang langsung ku angkat teleponnya.

“Yeobseyo, Hyung!” ucapku

“YAK!!!! LEE HYUKJAE!!! Sedang dimana kau hah ?? tak ingat ini sudah jam berapa ? apa yang sedang kau lakukan ? astagaaaaaa kau membuat kepalaku pusing,” Teuki Hyung langsung memberondongku dengan banyak pertanyaan.

“Hyung,,, kan aku sudah bilang kepada manager hyung kalau aku akan mengantarkan Jinnie pulang,” jawabku

“Ne… aku tahu!!! Tapi kau bilang hanya 30 menit, dan sekarang sudah hampir 2 jam kau belum kembali juga. Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan bersama Jinnie hah ?” omelnya lagi.

“Jinnja ????” aku langsung melihat kearah jam tanganku dan menepuk jidatku sendiri.

“Ne…mian Hyung, aku lupa… dan aku akan segera kesana sekarang juga,” ucapku lagi dan langsung ku tuutp telepon Teuki hyung sebelum dia menanyakan hal macam-macam kepadaku.

Jinnie sedang memperhatikanku dari samping, ku sentuh pipinya dan ku kecup keningnya.

“Jinnie~ah, barusan Teuki hyung menelepon kalau acara akan sebentar lagi dimulai,” ucapku lemas.

“Ahhh,,,, aku juga hampir lupa, sudah sana cepat pergi, jangan sampai kau digantung oleh Teuki oppa,” jawabnya cemas.

“Yaa…… tapi aku ingin berlama-lama dengan kekasih baruku yang cantik ini,” kataku sambil mengercutkan bibir.

“Ihhh, kau menjijikan!!! Sudah sana,” Jinnie mendorong-dorong tubuhku agar mau pergi dari kamarnya, tak punya pilihan lain akupun bangun dan menarik dirinya agar mengantarku sampai depan pintu.

Sampai di depan pintu, aku membalikkan badanku menghadap ke arahnya dan tersenyum jahil, “Kau ikut ya?” tawaku padanya.

“Andwaeeeeee!!!!! Bisa-bisa aku jadi bahan ejekan oleh Oppadeul yang lainnya,” ucapnya sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

“Ahhhh…siapa sih yang mau mengejekmu ? Ck… baiklah, aku pergi dulu…kau harus istirahat Ara!!!!”

Aku kecewa karena dia tidak mau ikut denganku kembali ke studio, ku raih tengkuknya dan du kecup pipinya pelan. Dia tersenyum dan memelukku.

“Aku pergi,” pamitku padanya, dan kemudian ku julurkan wajahku ke dalam rumahnya.

“Ahjummaaaaaa!!! Aku pamit ya!!! Tolong jaga Jinnieku,” teriakku kencang. Jinnie memukul bahuku pelan, “ Tidak sopan,” ucapnya.

Dari dalam terdengar sahutan dari Ahjumma dan setelahnya aku langsung masuk ke dalam mobil dan melambaikan tanganku pada Jinnie yang masih ada di depan pintu.

 

HAH…. Tidak ku sangka adikku bisa menjadi kekasihku, pantas saja perasaanku ketika dia sedang bersama dengan Donghae seperti perasaan tidak rela, aku cemburu. Dan ternyata aku memang mencintainya sebagai sosok seorang wanita, bukan seorang adik.

 

END

hallow…hallow!!!!! aq datangggggg >.<.. ini FF hyukjae pertama aq, mian klo banyak bnged typo dan ceritanya agak gag nyambung dan gag dapet feel, soalnya aq jg ngetiknya di kantor ini..wkwkwkwkkw…. happy reading… 

Navigasi Pos